Teknik merancang dan memasang Septic tank yang baik dan benar

Posted by

Dalam perancangan sebuah tempat tinggal salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah sistem pembuangan limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga terbagi menjadi 2, yaitu : 

Limbah berupa air yang berasal dari kamar mandi, bak cuci, dapur dll (tidak mengandung tinja) yang lazim disebut grey water. 
Limbah yang berasal dari kakus (water closet/WC) berbentuk tinja manusia yang lazim disebut black water. 

Untuk merancang sistem pembuangan limbah rumah tangga kita bisa memulai dengan menginventarisasi kebutuhan dan permasalahannya. Dari hasil inventarisasi tersebut diperoleh solusi pemecahannya. Air limbah yang berupa grey water umumnya dibuang ke arah depan bangunan karena biasanya di sanalah terdapat saluran pembuangan (got) yang terhubung dengan saluran riol kota. Agar air mengalir lancer saluran pembuangan utama sebaiknya menggunakan pipa paralon (PVC) berukuran minimal 4 inci. Saluran pun harus dibuat miring, dimana semakin ke depan semakin rendah. Sedangkan salah satu solusi terhadap permasalahan limbah rumah tangga yang berwujud black water adalah dengan merancang tangki septic (septictank).

Persyaratan Teknis Pembuatan Tangki Septik

Untuk membuat tangki septik ada beberapa persyaratan teknis yang harus dipenuhi, diantaranya:
  • Bahan bangunan harus kuat.
  • Tahan terhadap asam dan kedap air.
  • Bahan penutup dan pipa penyalur air limbah adalah batu kali, bata merah, batako, beton bertulang, beton tanpa tulang, PVC, keramik, plat besi, plastik dan besi.
  • Pipa penyalur air limbah dari PVC, keramik atau beton yang berada diluar bangunan harus kedap air, kemiringan minimum 2 %, belokan yang lebih besar dari 45 % dipasang clean out atau pengontrol pipa. Hindari belokan 90 %, yaitu dengan dua kali belokan atau memakai bak kontrol (cara untuk menghitung kemiringan, misal panjang saluran 4m, maka sudut kemiringan saluran, 4m x 2% = 0,08 m atau 8 cm).
  • Bentuk dan ukuran tangki septik disesuaikan dengan jumlah pemakai (Q) serta waktu pengurasan.
  • Dilengkapi dengan pipa aliran masuk dan keluar, pipa aliran masuk dan keluar dapat berupa sambungan T atau sekat.
  • Adanya pipa ventilasi udara dengan diameter 50 mm (2″) dan tinggi minimal 25 cm dari permukaan tanah.
  • Tersedianya lubang pemeriksa untuk keperluan pengurasan dan keperluan lainnya.
  • Sebaiknya tangki dibuat dengan dua ruang dengan panjang tangki ruang pertama 2/3 bagian dan ruang kedua 1/3 bagian.
  • Jarak tangki septik dan bidang resapan ke bangunan = 1,5 m, ke sumur air bersih = 10 m dan sumur resapan air hujan 5 m.
  • Tangki dengan bidang resapan lebih dari 1 jalur, perlu dilengkapi dengan kotak distribusi.
  • Pipa aliran keluar harus ditekan (5 – 10 ) cm lebih rendah dari pipa aliran masuk , kemudian di salurkan ke suatu bidang resapan.


Gambar modifikasi tangki septic (sumber : Balai Lingkungan Permukiman)

Denah tangki septic (sumber : Balai Lingkungan Permukiman)

Potongan Tangki Septik
Dimensi Tangki Septik
Dalam merancang tangki septic tentu perlu untuk mengetahui dimensi tangki septic yang akan dibuat. Berikut tabel yang bisa dijadikan acuan

*keterangan : 2 dan 3 tahun adalah waktu pengurasan tangki septic


Jarak Tangki Septik dan Bidang Resapan

Agar buangan (kotoran) yang dialirkan mengalami proses demineralisasi, proses penguraian suatu senyawa organik sehingga hasil penguraiannya tidak lagi menimbulkan efek yang merugikan, terutama bagi lingkungan secara baik, maka tangki septic perlu dilengkapi dengan sumur resapan. Berikut adalah tabel jarak tangki septic serta bidang/sumur resapan dengan suatu unit tertentu:

Kesalahan dalam Perancangan Tangki Septik
Seringkali tangki septic tidak bisa berfungsi secara maksimal karena ada beberapa kekeliruan pada saat proses perancangan dan pembuatan. Berikut beberapa kekeliruan yang sering terjadi dalam perancangan tangki septic dan perlu mendapatkan perhatian :


  • Penempatan pipa inlet sejajar dengan pipa outlet.

  • bagian dasar tangki rata
  • pipa inlet lebih rendah dari pipa outlet
Sistem Pengolahan Limbah yang Ramah Lingkungan
Seringkali pengolahan air limbah rumah tangga dengan tangki septic dan bidang/sumur resapan konvensional dianggap belum cukup mampu untuk mengurai senyawa organic, dimana sisa hasil buangannya dianggap masih agak membahayakan lingkungan sehingga diperlukan cara lain yang lebih ramah lingkungan. Ada beberapa metode agar pengolahan limbah rumah tangga lebih aman terhadap lingkungan sekitarnya.

1. Sistem Sanitasi Taman (Sanita)

Sinitasi Taman (Sanita) adalah sistem pengolahan lanjutan air limbah rumah tangga dari tangki septic atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) lainnya dengan memanfaatkan kapasitas tumbuh-tumbuhan untuk mereduksi sisa bahan pencemar. Tujuan dibuatnya Sanita adalah mengendalikan limbah cair rumah tangga agar tidak mencemari badan air atau lingkungan serta memperbaiki kualitas air tanah, air permukaan, dan kesuburan tanah melalui alternatif pengolahan sistem ekosan.
Gambar Sistem Sanitasi Taman (Sanita)
Kolam sanita terdiri dari pipa inlet, pipa outlet, kerikil, tanaman air minimal 11 macam dalam satu kolam, dan tentu saja, sumber air limbah rumah tangga. Tanaman-tanaman yang bisa digunakan antara lain, JaringaoPontederia Cordata (Bunga Ungu), Lidi Air, Futoy Ruas, Typha Angustifolia (Bunga Coklat), Melati Air, dan Lili Air
Sanita ini mampu memberi beberapa manfaat di antaranya,
  • Mencegah pencemaran air tanah, badan air dan lingkungan,
  • Menciptakan keasrian lingkungan permukiman,
  • Membantu upaya pelestarian lingkungan
Kelebihan sistem Sanita adalah :
  • Mampu mereduksi zat organik (BOD-Biochemical Oxygen Demand, suatu ukuran standar kekuatan air limbah yang menunjukkan jumlah oksigen yang dikonsumsi dalam suatu periode waktu, umumnya lima hari pada suhu 20⁰ C) hingga 97,7%
  • Mereduksi Fecal Coliform bacteria hingga 99,98 %
  • Mereduksi total Nitrogen dan Phospat  hingga 75%
2.     Biofilter
Biofilter adalah instalasi pengolahan air limbah rumah tangga dengan menggunakan media kontaktor.
Tampak Atas Biofilter
Gambar Detail Biofilter
Proses pemasangan Biofilter melalui beberapa tahap diantaranya :
  1. Menggali tanah yang akan menjadi tempat peletakkan biofilter dan memberinya pasir sebagai landasan
  2. Letakkan biofilter ke dalam galian
  3. Menyambungkan  pipa saluran inlet serta outlet-nya
  4. Mengisi  ¼ biofilter dengan air serta menimbun ¼ bagian galian di sekitarnya dengan tanah
  5. Pengisian ½ biofilter dengan air dan penimbunan ½ galian dengan tanah
  6. Mengisi biofilter dengan air hingga keluar dari pipa outlet
  7. Memasang pipa ventilasi.
  8. Jika permukaan bagian atas biofilter akan diberi tambahan beban (misal untuk garasi dan sebagainya) buatlah cor beton bertulang dan letakkan di atasnya untuk melindungi biofilter yang dipasang di bawahnya.
Proses dan tahapan pemasangan biofilter bisa dilihat pada gambar di bawah ini :
Perancangan system pembuangan limbah rumah tangga (baik berupa limbah padat maupun cair) memang memerlukan ketelitian tersendiri agar tidak menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan di sekitarnya.  Tidak ada salahnya jika sejak awal sistem pembuangan tersebut dirancang dengan cermat. Semoga tulisan di atas mampu membari gambaran tentang perancangan tangki septic yang baik. Selamat mencoba.


                        Sumber: https://19design.wordpress.com/2011/08/02/merancang-tangki-septik-septictank/


Blog, Updated at: 20.17

0 komentar:

Posting Komentar


page counter

Video

Popular Posts